Mengapa Sepak Bola Mungkin Jadi Jalan Keluar Swedia dari Krisis Kejahatan Geng

Selama bertahun-tahun, Swedia dikenal sebagai salah satu negara paling aman di Eropa. Namun akhir-akhir ini, gelombang kekerasan geng—termasuk penembakan, bom, dan pembunuhan terkait geng—telah merajalela, menandai perubahan drastis dalam citra nasionalnya. Sepak bola, menurut sejumlah pengamat, dapat menjadi alat ampuh untuk keluar dari krisis ini.

1. Latar Belakang Krisis

Dalam dekade terakhir, Swedia telah mengalami peningkatan tajam dalam kekerasan geng. Tembakan fatal per kapita kini berada di urutan tertinggi di Uni Eropa. Peristiwa tragis seperti kekerasan ekstensi bom di Stockholm dan penembakan massal di Uppsala (29 April 2025, menewaskan tiga orang berusia 15–20 tahun) kian memperkuat betapa dalamnya masalah ini.

Geng kriminal kini tidak hanya berisi orang dewasa, tapi menyasar remaja usia 13 hingga 14 tahun sebagai pelaku utama. Bahkan, kejahatan itu berkaitan dengan infiltrasi kriminal terhadap lembaga negara—pengadilan, kepolisian, dan sistem penjara .

2. Pemerintah Bereaksi

Pemerintah Perdana Menteri Ulf Kristersson telah mengambil langkah tegas. Militer disiapkan untuk membantu polisi, serta diberlakukannya zona penggeledahan tanpa kecurigaan dan “stay bans” yang membatasi gerak individu tertentu.

Dalam anggaran 2025, alokasi untuk sistem peradilan meningkat signifikan—bertambah 3,46 miliar krona (US$335 juta), sehingga totalnya mencapai 86,7 miliar krona, dengan target 100 miliar krona pada 2027. Karena lonjakan penangkapan dan hukuman, fasilitas penjara semakin penuh sehingga dipertimbangkan untuk mengalihdayakan tahanan ke negara lain .

Meski pendekatan represif dilakukan, pejabat utamanya, Menteri Kehakiman Gunnar Strömmer, memperingatkan bahwa akar sosial masalah ini akan membutuhkan waktu bertahun-tahun—bahkan dekade—untuk benar-benar diatasi .

3. Peran Sepak Bola

Dalam peperangan melawan geng, sepak bola melihat dirinya memiliki peran penting:

a) Menjauhkan Anak Muda dari Jalan Kekerasan

Sepak bola, yang digemari berbagai kalangan, terutama remaja, menawarkan platform yang inklusif dan terstruktur. Partisipasi dalam klub atau tim membantu mereka menjauh dari geng, memberikan identitas serta dukungan sosial yang positif. Hal ini terbukti mengurangi keterlibatan mereka dalam aktivitas kriminal.

b) Menghubungkan Komunitas

Melalui turnamen, program komunitas, atau kegiatan sekolah yang terintegrasi sepak bola, anak-anak dari latar belakang rentan bisa bertemu dengan mentor, pelatih, dan figur dewasa yang mendukung. Mereka memperoleh kesempatan membangun jaringan positif yang sebelumya sulit dijangkau.

c) Strategi Sinergis dengan Sektor Lain

Beberapa perusahaan besar Swedia—seperti Apoteket, Spotify, Telia, H&M, serta keluarga Wallenberg—telah meluncurkan program seperti Next Generation Sweden dan Rätt Kurva. Meskipun program ini juga berkaitan dengan lapangan kerja, banyak di antaranya menggabungkan olahraga, khususnya sepak bola, dalam rangka membina rasa kebersamaan, kedisiplinan, dan kepemimpinan dari usia muda.

4. Program Perusahaan – Contoh Terapan

Next Generation Sweden

Fokus pada remaja berusia 14–15 tahun di wilayah rentan, yang mendapat pekerjaan ringan (2 jam seminggu) selama setahun, bergaji sekitar 1.000 krona (US$100) per bulan. Tujuannya: memberikan rasa tanggung jawab, pengalaman kerja, dan jejaring profesional.

Rätt Kurva

Program ini menargetkan anak usia 8–15 yang telah terlibat dalam kejahatan. Fokusnya adalah dukungan keluarga secara menyeluruh, membantu agar tidak terus mengulanginya. Dimulai di 40 keluarga secara pilot .

Kombinasi dukungan dari berbagai institusi—pendidikan, perusahaan, klub olahraga—diharapkan mengurangi faktor risiko seperti kemiskinan, segregasi, dan alienasi.

5. Dampak Awal dan Harapan Masa Depan

Beberapa siswa telah memulai program magang lewat Spotify, Storytel, 7‑Eleven, Pressbyrån, atau Skistar ft.com. Mereka menyatakan manfaatnya signifikan—mendapatkan pengalaman kerja, rasa bangga, dan harapan masa depan.

Para pemimpin korporasi percaya, tren ini bukan hanya untuk mengatasi krisis—tetapi juga strategi cerdas untuk menjaga daya saing dan kohesi sosial. Menambah keragaman tenaga kerja dari lingkungan yang sebelumnya tidak terjangkau demi ide dan kreativitas baru .

6. Tantangan dan Jalan Panjang

Meskipun banyak inisiatif berjalan, tantangan masih besar:

  • Infrastruktur sosial masih belum siap mengatasi gelombang ekspansi geng yang kini merambah hampir seluruh negara, bukan hanya kawasan urban .

  • Pemantauan terhadap underage offenders terus dibutuhkan, sekaligus pendampingan agar tidak jatuh lagi ke jalur kriminal.

  • Pendekatan represif tetap diperlukan untuk menghentikan kekerasan secara langsung, tetapi tanpa keseimbangan sosial, akar masalah tetap ada.

Krisis kejahatan geng di Swedia bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga perbaikan sistem sosial secara menyeluruh. Sepak bola, sebagai olahraga terpopuler dan alat sosial, memberi jalan alternatif: menciptakan rasa keterikatan, disiplin, perasaan “terlibat”, dan peluang positif bagi anak muda berisiko.

Dengan kolaborasi antara pemerintah (melalui kebijakan represif dan preventif), perusahaan swasta (dengan program kerja, pendidikan, dan olahraga), serta elemen masyarakat lainnya, ada harapan Swedia bisa mengembalikan keadaan aman seperti semula—meski jalan ke sana panjang.